Kamis, 08 Juli 2010

Sihir Der Panzer Terhenti

Penampilan mengesankan skuad Jerman dalam beberapa laga terakhir akhirnya terhenti. Spanyol memupuskan harapan Der Panzer melaju ke final Piala Dunia 2010 berkat kemenangan tipis 1-0 di stadion Moses Mabhida, Durban, Kamis (8/7/2010) dini hari WIB.

Anak-anak asuh Joachim Low bernafsu membalas kekalahan di final Euro 2008 oleh La Furia Roja. Kendati tidak bisa menurunkan Thomas Mueller yang terkena akumulasi kartu, Der Panzer jelas dibayangi optimisme berkat hasil meyakinkan atas Inggris (4-1) dan Argentina (4-0).

Sementara, di kubu Spanyol, muncul kekhawatiran akibat performa striker Fernando Torres yang kurang optimal. Alhasil, seperti dugaan banyak pihak, pelatih Vicente del Bosque mencadangkan bomber Liverpool dan menggantinya dengan Pedro Rodriguez.

Pendukung Spanyol bisa sedikit lega menyaksikan permainan David Villa cs yang jauh lebih baik ketimbang pada perempat final melawan Paraguay. Sejak awal laga, Spanyol berhasil menjaga ritme permainan dan ball possession.

Jawara Eropa sempat beberapa kali menerobos pertahanan Jerman menuju depan gawang Manuel Neuer. Namun, solidnya barisan Der Panzer belum memungkinkan Spanyol mencetak gol.

Di pihak lain, Jerman cukup mengancam dengan serangan baliknya. Salah satunya ketika Philipp Lahm membuka ruang serangan kepada Piotr Trochowski di menit 32. Sayang, tendangan menyusur tanahnya masih bisa ditepis Iker Casillas.

Memasuki injury time, Jerman kembali mengancam gawang Casillas ketika Miroslav Klose melepaskan umpan kepada Mesut Ozil. Bintang Werder Bremen langsung dikelilingi para pemain Spanyol sebelum akhirnya terjatuh. Namun, wasit rupanya tidak melihat itu sebagai pelanggaran.

Mencoba memanfaatkan sisa waktu di babak pertama, Carles Puyol melontarkan bola kepada Pedro. Bintang muda Barcelona mencoba peruntungannya dari jarak jauh. Tapi, tendangannya menuju tepat ke arah Neuer. Alhasil, skor kacamata tidak berubah hingga turun minum.

Di babak kedua, Spanyol tampil semakin dominan. Umpan-umpan cantik di lini tengah memungkinkan La Furia Roja membuka serangan ke jantung pertahanan Jerman.

Xabi Alonso melepaskan tendangan kencang melalui kaki kirinya ke gawang Neuer setelah menerima bola dari Xavi Hernandez di menit 50. Namun, bola masih jauh melebar di sisi gawang.

Delapan menit berselang, giliran Alonso mengatur serangan dengan melepaskan umpan kepada Pedro. Setelah upaya Pedro dimentahkan Neuer, Xavi menyambar bola rebound dan mengopernya kepada Andres Iniesta yang memberikan umpan cantik kepada Villa di depan gawang. Sial bagi Spanyol, bomber Barcelona tak mampu mencapai bola.

Low memutuskan menarik mundur Trochowski di menit 62 dan menggantinya dengan Toni Kroos (20).

Gelandang Bayer Leverkusen langsung menebar ancaman kepada Spanyol ketika kerjasamanya dengan Bastian Schweinsteiger dan Lukas Podolski di menit 69 nyaris menjebol gawang Casillas. Namun, kapten La Seleccion kembali memperlihatkan tajinya sebagai salah satu kiper terbaik dunia dan menggagalkan peluang Kroos.

Sial bagi juara dunia tiga kali, Spanyol berhasil mengakhiri kebuntuan di menit 73. Berawal dari sepak pojok Xavi, Puyol menyambut bola dengan tandukan kepala dan sukses mengoyak gawang Neuer. Gol kapten Barcelona langsung disambut gemuruh ribuan pendukung Spanyol di Moses Mabhida.

Semakin percaya diri dengan gol tersebut, del Bosque pun mencoba menurunkan Torres di menit 81 untuk mengisi posisi Villa.

El Nino sebenarnya bisa menyegel kemenangan 2-0 untuk Spanyol. Berawal dari serangan balik, Pedro yang mendapatkan bola di sektor kanan berupaya melakukan penetrasi ke depan gawang Neuer. Namun, alih-alih mengoper bola kepada Torres yang lolos dari penjagaan, Pedro berlama-lama menahan bola demi mencari celah mencetak gol. Bola pun berhasil dicuri kembali pasukan Jerman.

Untungnya, gol tunggal Puyi -panggilan Puyol- sudah cukup untuk mengantarkan La Furia Roja menapak sejarah baru. Hingga empat menit masa injury time, keunggulan 1-0 untuk Spanyol tidak juga berubah.

Bunyi peluit panjang dari wasit Hungaria Viktor Kassai langsung disambut euforia skuad Spanyol yang menghambur ke tengah lapangan. Sementara, Tim Panser hanya bisa tertunduk lesu setelah kembali merasakan kepahitan sama layaknya final Euro 2008.

Belanda Siap Mengukir Sejarah

Penantian Belanda selama 32 tahun untuk mencapai final akhirnya diakhiri generasi Arjen Robben dkk dengan menyingkirkan Uruguay 3-2 di babak semifinal yang digelar di Stadion Green Point, Cape Town, Rabu (7/7/2010) dini hari WIB.

De Oranje, julukan Belanda selama ini dikenal sebagai tim besar tanpa gelar juara.Tangga final pernah dikecap Negeri Kincir Angin ini pada 1974 dan 1978, namun berakhir sebagai runner-up.

Setelah itu, Dewi Fortuna seolah semakin menjauh. Bahkan pada 1986 dan 2002 Belanda tidak mampu lolos ke Piala Dunia. Belanda memang sempat mencapai semifinal pada 1998, namun dikandaskan Brasil. Kegagalan Belanda di semifinal Piala Dunia yang digelar di Prancis itu tak berulang di Afrika Selatan.

Belanda membuka peluang melalui Dirt Kuyt yang mendapat umpan dari Wesley Sneijder, tapi tembakannya masih belum menemui sasaran.

Belanda yang turun dengan formasi 4-2-3-1 menguasai bola di menit-menit awal, sementara Uruguay sesekali melakukan serangan balik dengan menggantung Diego Forlan dan Edison Cavani di lini pertahanan Belanda.

Meski pertahanan Uruguay tidak terlalu ketat mengawal pergerakan Sneijder dan Robben, De Oranje tidak banyak mendapatkan peluang berarti yang mengancam gawang La Celeste yang dikawal Nestor Muslera.

Kebuntuan Belanda terpecahkan, melalui aksi individu Geovani Van Bronckhorst di luar kotak penalti di menit 17. Mantan pemain Barcelona itu secara mengejutkan menendang Jabulani ke arah gawang, bola meluncur deras ke sisi kiri mistar, tanpa bisa dibendung Muslera. Belanda unggul 1-0.

Tertinggal lebih dulu Uruguay tidak serta-merta gelap mata melancarkan serangan dan menumpuk pemain di pertahanan Belanda. Namun kesebaran ini berbuah manis. Diego Forlan membalas gol Van Bronchorst dengan cara yang sama, melakukan tendangan dari luar kotak penalti yang memaksa Maarten Stekelenburg memungut bola dari jalanya di menit 41.

Gol Forlan membuat moril pemain Uruguay semakin terlecut dan semakin berani melakukan tekanan, sementara organisasi serangan Belanda sedikit limbung.Namun, hingga peluit babak pertama dibunyikan skor 1-1 tidak berubah.

Di babak kedua, Paraguay mendapatkan peluang emas, ketika Stekelenburg terpaksa keluar dari sarangnya menghalau bola yang dibuntuti Alvaro Pereira, bola muntah ditendang ke arah gawang yang sudah ditinggalkan Stekelenburg, beruntung masih ada pemain Belanda yang menghalau bola.

Belanda kembali unggul dengan gol yang dicetak Sneijder dari luar kotak penalti di menit 70. Kemudian tiga menit berselang, giliran Robben yang memperlebar keunggulan menjadi 3-1, dengan sundulan, memanfaatkan umpan yang dikirim Dirt Kuyt. Uruguay sempat memperkecil ketinggalan menjadi 3-2 saat injury time melalui kaki Maxi Pereira. Namun usaha Uruguay menyamakan kedudukan berantakan setelah wasit Ravshan Irmatov meniup peluit akhir.

Sukes Belanda memupus harapan Uruguay untuk kembali mengulang prestasi mereka sebagai juara dunia seperti yang pernah terjadi pada 1930 dan 1950. Dengan hasil ini, Diego Forlan dkk hanya mempunyai kesempatan mengukir sejarah sebagai juara ketiga dengan mengalahkan tim yang tersisih dari pertandingan semifinal lain antara Jerman vs Spanyol. Pada 1954 dan 1970, Uruguay hanya menempati urutan ke empat.

Sementara, jika Belanda kembali sukses membukukan kemenangan di partai final, berarti capaian itu merupakan sejarah besar bagi De Oranje, karena untuk pertama kalinya meraih gelar juara.

Uruguay: F. Muslera, M. Pereira,D. Godín, M. Victorino, M. Cáceres,W. Gargano, E. Arévalo, D. Pérez, Á. Pereira,E. Cavani, D. Forlán

Belanda: Stekelenburg, K. Boulahrouz, J. Heitinga, J. Mathijsen, G. van Bronckhorst, M. van Bommel, D. de Zeeuw, A. Robben, W. Sneijder, D. Kuyt, R. van Persie.

Hitungan Matematika Bantah Prediksi Paul

PAUL boleh mengantongi prediksi Spanyol mengandaskan Jerman di semifinal. Namun menurut hitungan matematika, Jerman tetap melaju dan akan mengangkat trofi di Stadion Soccer City, Johannesburg, 11 Juli mendatang.

Paul, gurita ‘ajaib’ di Sea Life Aquarium, Oberhausen, Jerman, memprediksi Tim Matador berpeluang menyandingkan gelar juara Euro 2008 dengan Piala Dunia 2010, usai menumbangkan skuad besutan Joachim Low di Stadion Moses Mabhida, Durban, Kamis (8/7/2010) dini hari nanti.

Sayangnya, prediksi tersebut terbantahkan oleh perhitungan matematika, yang mengklaim armada Der Panzer kembali mengulang kesuksesan seperti 20 tahun lalu di Italia.

Seperti dilansir Goal, Rabu (7/7/2010), perhitungan simetris ini menempatkan Piala Dunia 1982 di Spanyol, yang dimenangkan Gli Azzurri, sebagai porosnya. Tahta Piala Dunia sebelum dan setelah 1982 (1978 dan 1986), diraih Argentina.

Dua Piala Dunia sebelum dan setelah 1982 (1974 dan 1990), Jerman yang membawa pulang trofi. Kemudian Brasil merajai tiga Piala Dunia sebelum dan setelah 1982 (1970 dan 1994).

Memang, penyimpangan terjadi sehingga pola tersebut tidak berlaku saat empat Piala Dunia sebelum dan setelah 1982, Inggris (1966) dan Prancis (1998), serta enam tahun sebelum dan setelah 1982, Brasil (1958) dan Italia (2006).

Namun lima Piala Dunia sebelum dan setelah 1982 tetap merujuk pada pola, yang menempatkan Brasil sebagai kampiun pada 1962 dan 2002. Dan jika kembali pada perhitungan, tujuh Piala Dunia sebelum 1982 (1954) adalah Jerman juaranya.

Apakah perhitungan akan berlaku pada 2010, yang merupakan tujuh Piala Dunia setelah 1982? Inikah saatnya Jerman mengangkat trofi untuk kali keempat?

Tak Butuh Performa Terbaik

Timnas Belanda melaju ke grand final Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Hebatnya, Der Oranje selalu membukukan kemenangan di setia pertandinga. Meski demikian, tim besutan Bert van Marwijk tersebut belum menunjukkan penampilan terbaiknya.

Gelandnag AC Milan Clarence Seedorf sejauh ini Belanda belum menemukan kendala sangat berarti di Piala Dunia. "Mereka telah melakukan apa yang harus mereka lakukan," kata Seedorf seperti dilansir reuters, Kamis (8/7/2010).

"Bukan dengan cara spektakuler, tapi dengan disiplin, tidak memberikan peluang gol, konsentrasi dan kekuatan mental. Kami bisa bicara tentang sentuhan indah yang belum pernah mereka tunjukkan. Tapi ini adalah fundamental," lanjut mantan gelandang Timnas Belanda itu.

"Apakah mereka akan ditantang bermain sepakbola yang baik? Hal ini belum terjadi. Mereka kembali kuat melawan Brasil di babak kedua, namun tidak bermain sepakbola yang baik. Tapi tetap tenang dan tidak memberikan kesempatan," bebernya.

"Tidak ada satu orang pun berharap mereka mereka melangkah jauh. Belanda cukup beruntung. Tapi kali ini benar-benar keberuntungan di pihak mereka. Keberuntungan adalah faktor yang sebagian besar orang meremehkannya," lanjut Seedorf.

Meskipun minus sejumlah bintang besar, termasuk Ruud van Nistelrooy dan Seedorf sendiri, Belanda mampu mencapai final sejak 1978. Seedorf berpendapat faktor utama adalah karena semua skuad sudah bermain selama empat tahun.

"Ini bukan tim dengan nama besar dan bakat besar. Tapi mereka telah bermain bersama selama empat tahun. Mereka mengenal satu sama lain dan telah menunjukkan kekompakannya," papar Seedorf.

"Keempat striker yakni Robin Van Persie, Arjen Robben, Dirk Kuyt dan Wesley Sneijder adalah pemain paling penting. Kemudian Marc van Bommel merupakan pemain yang ideal untuk tim seperti saat ini," pungkasnya.

Polisi dan Tempo Cari Pelaku Pelempara Bom


Polisi membantah keras keterkiatan insiden pelemparan bom molotov di Kantor Majalah Tempo dengan rekening gendut perwira Polri. Polisi bahkan mengaku sudah bekerja sama dengan Tempo untuk bersama-sama mencari pelakunya.

“Kita dengan Tempo sudah sepakat untuk bersama mencari tahu siapa pelakunya. Teman-teman Tempo sangat kooperatif memberikan informasi tentang apa yang mereka tahu. Dan kita juga akan menggali dari saksi yang ada di sekitar lokasi,” ujar Kadiv Humas Mabes Polri irjen Pol Edward Aritonang, Kamis (8/7/2010).

Mengenai opini yang berkembang di masyarakat, termasuk adanya pihak-pihak mencoba mengaitkan insiden Tempo ini dengan Polri, menurut Edward hal itu sah-sah saja dilakukan. Dengan catatan Edward meminta tidak sampai menuduh pihak lain yang sebenarnya tidak ada hubungannya.

“Janganlah kita menuduh apalagi memfitnah orang yang tidak jelas. Kita percayakan kepada penyidik bahwa akan mampu mengungkap itu dan bisa menemukan pelakunya,” jelas dia.

Dan kesungguhan itu, kata Edward, sudah ditunjukkan oleh aparat Kepolisian di lapangan. “Kita ingin menunjukkan bahwa tidak ada kaitannya dengan institusi kita dalam peristiwa ini,” pungkasnya.

Susno Siapkan Saksi Ahli Melawan Polri Besok

Demi memperkuat argumentasi antara kubu Susno dengan kubu Mabes Polri terkait perpanjangan penahanan, kedua kubu mempersiapkan saksi ahli untuk dihadirkan pada sidang selanjutnya.

Kubu Susno melalui pengacaranya Henry Yosodiningrat dalam persidangan lanjutan besok, Jumat 8 Juli akan memanggil seorang saksi ahli dan seorang saksi, terkait perpanjangan penahanan yang oleh kubu Polri dikatakan bukan materi praperadilan.
“Mereka sudah menyatakan ini bukan kewenangan pengadilan, sedangkan kami kemarin menjelaskan ini masuk dalam ruang lingkup praperadilan. Untuk lebih terangnya, besok kami akan hadirkan keterangan dari saksi ahli,” tandas Henry seusai sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Kamis (8/7/2010).

Ditambahkanya, adapun ahli yang dihadirkan yakni saksi ahli yang berkompeten. “Kalau tidak dari UGM ya dari UII, kita lihat dulu mana yang lebih tepat,” katanya.

Sama halnya dengan kubu Susno, Kubu Polri pun juga akan menghadirkan dua saksi ahli, yang akan didatangkan paa sidang lanjutan esok. “Kita akan hadirkan dua saksi ahli pidana,” tandas kuasa hukum Mabes Polri Iza Fadri.

Seperti diketahui, pro kontra terkait materi praperadilan dalam sidang ini masih terkait perpanjangan penahanan. Kubu Susno menilai perpanjangan penahanan dapat dipraperadilkan berdasarkan Pasal 21 KUHAP.

Sementara itu, Polri menilai perpanjangan penahanan bukan merupakan obyek praperadilan.

Jual Selang & Regulator, Pertamina Tunjuk 13 Perusahaan

PT Pertamina (Persero) menunjuk 13 perusahaan dalam program penjualan selang dan regulator tabung elpiji 3 kilogram (Kg).

Nantinya, untuk penjualan paket tersebut akan ada sekira 230 agen di dalamnya. Di mana untuk tahap awal, baru ada enam agen yang ditunjuk menjadi tempat penukarannya.

Hal ini disampaikan Direktur bidang Pemasaran dan Niaga pertamina Djaelani, saat melakukan penukaran selang dan regulator, di Bekasi, Rabu (7/7/2010).
                                                   
Agen yang akan menjual selang dan regulator tahap awal berlokasi di antaranya:

1. Agen PT Empang Guci Sakti, yang beralamat di jalan Dewi sartika nomor 74 Kecamatan Margahayu Bekasi Timur.
2. PT Mekar Abadi Lestari, di jalan Kramat Jawa Nomor 188 Kelurahan Mustika Sari, Kecamatan Mustika Jaya Bekasi.
3. PT Uji Ario Perkasa, di jalan Taman Wisma Asri Blok L/34 Teluk Pucung Bekasi.
4. PT Gasitas Utama Kampung Cibitung Sebrang, Kelurahan Cimuning Kecamatan Mustika Jaya.
5. PT Yulia Inti Jaya, kampung Pilar Barat Kelurahan Karang Asih Kecamatan Cikarang Utama.
6. PT Lela Bersaudara, di jalan Fatahillah Nomor 98 Kelurahan Kalijaya Cikarang Barat.

Dalam penyelenggaraannya, Pertamina akan bekerja sama dengan 13 perusahaan tersebut dengan menyediakan 44,5 juta aksesoris. "Saat ini yang sudah siap sebanyak 1,5 juta aksesoris," ujarnya.

Sementara itu untuk mekanisme yang dilakukan oleh masyarakat saat membeli aksesoris tersebut, dengan membawa selang dan regulator yang lama untuk ditukar dengan yang baru.

Djaelani menjelaskan, Pertamina bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian dalam melakukan pengawasan di lapangan.

Sementara itu, Dirjen Migas Evita Legowo mengatakan bahwa selang dan regulator ini mempunyai masa berlaku selama setahun.

"Selang dan regulator ini masanya setahun, dan pemerintah akan mengganti kedua barang ini yang beredar di masyarakat setiap tahunnya, tapi untuk harga masih dalam pembahasan," pungkasnya.

Pencarian Pesawat Trike Masih Nihil

Proses pencarian dua awak pesawat Trike PKS-135 dengan awak Dr Noto Cipto Nartomo (pilot) dan Panji Goenawan (copilot) yang hilang sejak Minggu 4 Juli lalu hingga Rabu (7/7/2010) sore kemarin masih nihil.

Koordinator Tim SAR Gabungan yang juga Wakil Ketua Persatuan Olahraga Dirgantara Microlight Jawa Barat, Saleh Sudrajat menyatakan, meski muncul kesimpangsiuran kabar ditemukannya pesawat, pihaknya belum dapat memastikan.

Saleh mengaku belum mendapat kabar secara langsung terkait kabar pesawat telah ditemukan di area Cileuleuy.

”Kami sendiri belum melihat fisik pesawatnya secara langsung. Bahkan, dari tim Kopaskhas sendiri belum berbicara langsung kepada kami atau ke posko. Jadi, kami masih berkesimpulan, hingga sore ini (kemarin) pencarian terhadap pesawat maupun kedua awak masih nihil,” ungkap Saleh di Sekretariat FASI Lanud Sulaeman.

Sesuai standar prosedur SAR pencarian akan dilakukan selama delapan hari sejak laporan kehilangan.

Sementara itu, pencarian masih akan dilanjutkan hari ini dengan tetap melibatkan tim darat dan udara. Tim SAR Mission Comander (SMC) Danrem Siliwangi Kolonel Asrobudi menyatakan, kemungkinan kedua awak masih hidup karena mereka sudah terlatih untuk tetap survive saat kesulitan.

”Kami masih fokus mencari kedua awak tersebut,” ujar Ketua Federasi Aerosport Indonesia FASI Jawa Barat ini kemarin.

Jerman Terdepak, Lahirlah Juara Baru


                                             Carles Puyol, yang mencetak gol tunggal Spanyol ke gawang Jerman di semifinal Piala Dunia 2010.
          Piala Dunia 2010 telah menjadi panggung sepak bola Eropa, karena final event terakbar empat tahunan tersebut akan mempertemukan dua tim dari benua biru. Spanyol dan Belanda akan beradu kekuatan pada Minggu (11/7/10) malam atau Senin (12/7/10) dini hari WIB di Stadion Soccer City, Johannesburg.

Namun, yang menjadi istimewa dari Piala Dunia kali ini adalah terjadi dua peristiwa baru. Pertama, Eropa telah meruntuhkan mitos tak pernah juara di luar benuanya. Hal itu sudah bisa dipastikan setelah Belanda menyingkirkan Uruguay 3-2 pada partai semifinal di Cape Town, Rabu (7/7/10) dini hari WIB--Uruguay merupakan satu-satunya wakil dari Amerika di semifinal.

Kedua, Piala Dunia Afrika Selatan ini akan melahirkan juara dunia baru. Keberhasilan Carles Puyol menjebol gawang Jerman, sehingga Spanyol menang 1-0 pada semifinal, Kamis (8/7/10) dini hari WIB di Stadion Moses Mabhida, Durban, membuat tim-tim yang memiliki tradisi juara gagal tampil di partai puncak. Sebelumnya, Belanda juga menutup pintu bagi Uruguay yang mencoba meraih gelar ketiganya di Piala Dunia ini.

Prestasi Belanda dan Spanyol di ajang sepak bola paling bergengsi ini memang tak terlalu mencolok. Belanda pernah memiliki dua kesempatan di era Johan Cruyff, ketika mereka berhasil mencapai final pada tahun 1974 dan 1978. Sayang, dua usaha "The Flying Dutchmen" itu selalu kandas karena menyerah 1-2 dari Jerman (1974) dan empat tahun berselang dipecundangi Argentina 1-3

Setelah itu, "Oranje" pernah menguak asa ketika melangkah ke babak empat besar Piala Dunia Perancis 1998. Tetapi, di semifinal ini langkah mereka dijegal oleh Brasil lewat drama adu penalti, setelah skor selama 90 menit plus tambahan waktu 30 menit, berakhir imbang 1-1.

Prestasi Spanyol kurang bagus karena sepanjang sejarah sepak bolanya, "El Matador" tidak pernah menembus babak empat besar. Pada Piala Dunia 1950, Spanyol melangkah sampai putaran akhir yang menggunakan sistem round-robin. Tetapi, mereka harus puas sebagai juru kunci.

Kemudian, sejak format Piala Dunia menggunakan sistem knock-out, perjalanan terjauh para "Matador" ini hanya sampai perempat final. Maka, tak heran ketika berhasil melangkah ke semifinal di Piala Dunia 2010 ini, kubu Spanyol sangat bersuka cita. Pasalanya, inilah sejarah terbesarnya.

Namun, Iker Casillas dan kawan-kawan belum puas dengan rekor baru itu. Kini, mereka membidik gelar tertinggi yang sudah dinantikan selama 80 tahun, setelah menapaki final. Tiket itu mereka raih setelah mendepak juara dunia tiga kali, Jerman.

Jika berhasil menggondol trofi, maka lengkaplah kejayaan "La Furia Roja". Sebab, dua tahun lalu, tim "generasi emas" yang dimotori duet Xavi Hernandez dan Andres Iniesta sebagai dirigen lapangan tengah ini, menjuarai Piala Eropa.

Rabu, 07 Juli 2010

Eropa runtuhkan mitos

 Dua pemain Belanda, Dirk Kuyt (kiri) dan Wesley Sneijder, merayakan kesuksesan mereka singkirkan Uruguay di semifinal Piala Dunia 2010. Uruguay tersingkir, maka Eropa pasti jadi juara di Afsel.

      Sejak Piala Dunia untuk pertama kalinya digelar tahun 1930, hanya dua benua yang bergantian meraih trofi tersebut yaitu Amerika dan Eropa. Hingga episode ke-18 di Jerman 2006, negara-negara dari dua benua tersebut berbagi rata jumlah peraih gelar, yaitu masing-masing sebanyak sembilan kali.

Benua Amerika hanya diwakili tiga negara dari zona Amerika Selatan, yaitu Brasil yang sudah merengkuhnya sebanyak lima kali, disusul Argentina dan Uruguay yang           sama-sama menjadi juara sebanyak dua kali. Sedangkan dari Eropa, Italia memimpin dengan empat kali jadi juara, disusul Jerman (3 kali) serta Inggris dan Perancis yang sama-sama baru satu kali juara.

Meskipun demikian (jumlahnya sama sembilan), benua Amerika masih memiliki satu nilai lebih. Pasalnya, mereka sanggup memenangi event empat tahunan tersebut di luar benuanya, yang dilakukan Brasil. "Selecao" pernah mempermalukan wakil dari Eropa karena menjadi juara di Swedia pada tahun 1958, kemudian meraih gelar kelimanya ketika Piala Dunia diselenggarakan di benua Asia pada tahun 2002, ketika Korea Selatan dan Jepang jadi tuan rumah.

Namun, pada Piala Dunia episode ke-19 yang berlangsung di Afrika Selatan, Eropa memecahkan mitos tak bisa juara selain di benua sendiri. Kepastian tersebut terjadi setelah Belanda menaklukkan Uruguay 3-2 di babak semifinal, Selasa (6/7/10) malam atau Rabu (7/7/10) dini hari WIB.

Sebabnya, Uruguay merupakan satu-satunya wakil dari benua Amerika yang bermain di babak empat besar. Tiga "teman" lain, yaitu Paraguay serta dua favorit juara, Argentina dan Brasil, sudah lebih dulu terjegal di perempat final. Brasil menyerah 1-2 dari Belanda, Paraguay kalah 0-1 dari Spanyol, dan Argentina dibantai Jerman 4-0.

Artinya, babak final di benua Afrika ini sudah pasti mempertemukan wakil dari Eropa. Belanda, yang pernah menjadi finalis pada tahun 1974 dan 1978, akan menghadapi pemenang duel antara Jerman dan Spanyol, yang baru akan berlangsung Rabu (7/7/10) malam atau Kamis (8/7/10) dini hari WIB.

Dengan demikian, sejarah baru ditoreh tim Eropa. Selain akan mengungguli Amerika dalam raihan gelar Piala Dunia menjadi 10 kali, mereka juga meruntuhkan sejarah tak pernah menjadi juara di luar benuanya sendiri.

Belanda Pupuskan harapan Uruguay


  Pemain sayap Belanda, Arjen Robben, mencetak gol ke gawang Uruguay, pada semifinal Piala Dunia 2010  
  Afrika Selatan, Selasa (6/7/2010).

Tim nasional Belanda melaju ke final setelah menang 3-2 atas  Uruguay, pada pertandingan semifinal Piala Dunia, Selasa (6/7/2010). Ini merupakan final pertama mereka sejak Piala Dunia 1978.

Kedua kubu bermain agresif dan bertukar serangan sejak menit awal. Namun, buruknya koordinasi serangan dan alur umpan, membuat masing-masing kesulitan menciptakan serangan berbahaya.

Meski begitu, Belanda tampak lebih mampu merepotkan musuh dengan permainan umpan silangnya. Dalam sejumlah kesempatan, Belanda mampu membuat Fernando Muslera pontang-panting.

Pada menit keempat misalnya, Wesley Sneijder melepaskan umpan silang yang ditepis Muslera. Bola kemudian jatuh di kaki Dirk Kuyt, yang langsung menembakkan bola ke gawang. Namun, tembakan Kuyt melenceng dari sasaran.

Pada menit kesepuluh, giliran Arjen Robben yang membahayakan gawang Uruguay. Memanfaatkan umpan silang Kuyt, ia berhasil menjangkau bola dan mengirimnya ke arah gawang. Namun, Muslera berhasil mengantisipasi ancaman itu.

Tiga menit berselang, Sneijder melepaskan tembakan tepat ke tengah gawang Muslera. Namun, bola membentur tubuh rekannya, Robin van Persie.

Di tengah kebuntuan itu, Van Bronckhorst membuat kejutan dengan melepaskan tendangan jarak jauh yang bersarang di sudut kiri atas gawang Muslera pada menit ke-18.

Gol itu melambungkan moral Belanda. Mereka pun mencoba meningkatkan tekanan. Namun, di sisi lain, Uruguay semakin ngotot menyerang. Belanda yang tak mau kehilangan tiket final, mampu bertahan dengan baik dan sesekali menciptakan serangan kejutan.

Pertempuran kedua kubu berlangsung alot dan nyaris tak membuahkan ketegangan berarti,  sampai Diego Forlan mencetak gol yang membuat Uruguay mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1, pada menit ke-41. Menguasai bola di luar kotak penalti, ia mengirim bola masuk ke sudut kiri atas gawang Maarten Stekelenburg.

Gol itu memaksa Belanda menambah daya serang. Di sisi lain, Uruguay menolak mundur dan mempertahankan tekanannya. Namun, skor 1-1 tak berubah sampai peluit turun minum berbunyi.

Memasuki babak kedua, Belanda mengambil inisiatif menyerang. Namun, Uruguay berhasil merebutnya dan melancarkan serangan berbahaya pada menit ke-51.

Saat itu, di luar kotak penalti, Stekelenburg keluar sarang menghalau bola Edinson Cavani. Bola kemudian mental ke Alvaro Pereira yang langsung mengirim bola ke gawang yang kosong. Namun, sesaat sebelum bola masuk gawang, Van Bronckhorst menanduknya keluar lapangan.

Selanjutnya, kedua kubu kembali terlibat aksi saling serang, yang meski berbahaya, tetapi tak ada peluang berarti, sampai pada menit ke-67, Forlan melepaskan tembakan ke sudut kanan bawah gawang Belanda, yang sayangnya diblok oleh Stekelenburg.

Belanda bereaksi cepat membalas ancaman itu. Pada menit ke-69, Rafael van der Vaart secara akurat menembakkan bola dari tengah kotak penalti, tetapi Muslera menepisnya.

Bola kemudian jatuh di kaki Robben. Ia mencoba menembakkan bola, tetapi bola melenceng dari sasaran.

Meski gagal, serangan terakhir itu menjadi inspirasi permainan Belanda. Itu terbukti dengan terciptanya gol kedua mereka, yang diciptakan Wesley Sneijder pada menit ke-70. Menguasai umpan Robin van Persie di tengah kotak penalti, ia menyepak bola masuk ke sudut kiri bawah gawang.

Tak mau kehilangan momen, Belanda mempertahankan intensitas serangan mereka. Hasilnya, pada menit ke-72, mereka berhasil unggul 3-1 berkat gol Robben. Dari tengah kotak penalti, ia menanduk umpan Dirk Kuyt masuk ke sudut kanan bawah gawang Muslera.

Gol itu membuat permainan Belanda tampak lebih lugas dan tegas. Meski tak sepenuhnya bebas ancaman, mereka mengendalikan permainan dan menciptakan serangan-serangan berbahaya.

Pada menit ke-87,  Belanda melancarkan serangan balik yang nyaris membuahkan gol keempat. Setelah menguasai umpan Van Persie, Robben menggiring bola sendirian masuk kotak penalti dan melepaskan tembakan, yang sayangnya terlalu lemah sehingga bisa diamankan Muslera.

Di tengah dominasi itu, Belanda dikejutkan gol kedua Uruguay yang dicetak Maxi Pereira pada menit ke-90+1. Menguasai bola di luar kotak penalti, ia menembakkan bola masuk ke sudut kanan bawah gawang Belanda.

Gol itu melambungkan moral Uruguay. Meski waktu sempit, mereka terus berusaha mencari gol ketiga. Mereka kemudian memang mampu menyulitkan Belanda, namun gagal menghindari kekalahan 2-3.

Selama pertandingan, Belanda menguasai bola sebanyak 53 persen dan melepaskan tujuh tembakan akurat dari sebelas usaha. Adapun, Uruguay menciptakan enam peluang emas dari 12 percobaan.

Selasa, 06 Juli 2010

Duet Anas – Ibas Pimpin Demokrat

Akhirnya susunan personalia  DPP PD (Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat) yang dinanti publik   sudah diumumkan  Anas Urbaningrum di kantor DPP PD di Jalan Rawamangun, Jakarta Timur, Kamis (17/6/2010). Anas, Ketua Umum terpilih hasil Kongres PD di Bandung, 21-23 Mei 2010, sebagaimana banyak dilangsir media massa sebelumnya terbukti memang bergandeng dengan Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas yang ditetapkan sebagai Sekretaris Jenderal.
Kini jelaslah sudah, duet Anas – Ibas akan berkibar memimpin PD untuk minimal sampai 5 tahun ke depan. Melihat usia Anas, 41 tahun (15 Juli 1969) dan Ibas, 29 tahun (24 Nopember 1980), Partai Demokrat layak dicitrakan sebagai partai anak muda. Hal inilah agaknya kenapa Ibas, putra bungsu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono  (SBY) diduetkan dengan Anas.

Duet  Anas – Ibas memimpin PD terkesan tidak begitu hangat dibandingkan kontroversi penunjukan Andi Nurpati, anggota KPU (Komisi Pemilihan Umum) yang juga masuk dalam gerbong DPP PD. Padahal semula banyak juga yang mempertanyakan posisi Ibas, dilihat dari usia dan sosoknya sebagai putra SBY yang juga adalah pendiri PD.

Tampaknya, publik dapat juga memaklumi bila Ibas berduet dengan Anas. Soal kemampuan Ibas yang dipertanyakan, juga sudah dijawab, yaitu dia yakin mengemban tugas sebagai Sekjen.  "Karena akan dibantu oleh kawan, dan senior Partai Demokrat," ucap Ibas, yang mendampingi Anas mengumumkan susunan DPP PD itu.

Lantas, apakah duet Anas – Ibas akan mampu berjaya pada Pemilu 2014, minimal meraih 30% suara pemilu legislative? Melihat susunan 130 nama personalia DPP PD, tampaknya target tersebut tidaklah terlalu ambisius, bahkan sebetulnya lebih dari itu, seperti 40-50% suara masih dimungkinkan. Tentu saja semua ini bila kinerja Anas – Ibas benar-benar berjalan sesuai dengan apa yang telah dirancang.

Harus diakui, upaya merekrut banyak tokoh dan aktifis dalam gerbong pengurus PD merupakan bagian dari strategi meraih banyak dukungan pada pemilu mendatang. Upaya PD ini tidak jauh berbeda dengan Golkar masa Orde Baru yang juga merekrut banyak tokoh dari berbagai kalangan. Artinya juga, jumlah 130 personil DPP memang tidaklah gemuk sebagaimana dikatakan Anas, melainkan besar, sesuai dengan kondisi PD sebagai partai masa depan yang memang sudah besar.

Kini duet Anas – Ibas ditunggu-tunggu penampilannya. Paling utama tentu saja kita melihat bagaimana sosok kepemimpinan Anas sampai 2014 nanti, apakah kinerja DPP PD betul-betul solid, jauh dari friksi dan konflik internal. Bagaimana Anas mampu membawa PD sebagai partai yang mendukung pemerintahan SBY, sekaligus mendapat simpati rakyat. Hubungan Anas dengan segenap jajaran DPP, termasuk Dewan Pembina, merupakan penentu bagi keberhasilan kepemimpinannya nanti.

Kemampuan Anas membangun hubungan dengan SBY merupakan faktor kunci dalam menilai  Anas layak atau tidak  meneruskan kepemimpinannya pada 2014 – 2019. Bagaimanapun, SBY telah banyak belajar dari pengalaman presiden sebelumnya, terutama Bung Karno dan Pak Harto yang boleh dibilang gagal menyiapkan “putra mahkota”, padahal menjabat lebih dari  20 dan 30 tahun.

Kini, hanya dengan masa 10 tahun menjabat, SBY tentu berpikir tentang orang yang dapat meneruskan visi dan misinya. SBY boleh menjabat hanya 10 tahun tapi boleh saja visi dan misinya dapat saja berlanjut, paling tidak bisa  20 sampai 30 tahun ke depan.  SBY sadar betul, mustahil penggantinya secara langsung adalah anak-anaknya yang terbilang masih muda, belum punya jam terbang memadai. Oleh karena itu dia perlu tokoh perantara dan kini orang itu adalah Anas Urbaningrum. Dasar pemikiran ini, bila kita melihat pengalaman Lee Kuan Yew memimpin Singapura, yang diteruskan oleh kadernya dan kini oleh putranya sendiri.

Mengapa Anas menjadi kandidat pengganti SBY, bukan Andi Malarangeng atau Marzuki Alie? Sudah dapat ditebak, tidak lain karena kebeliaan Anas yang cukup sepadan bergandeng dengan Ibas. Selain tentu saja, sosok Anas yang banyak dilihat kemiripan dengan SBY, terutama dalam penampilan yang santun, tidak meledak-ledak, bahkan terlihat lebih mampu mengendalikan diri.

Skenario harapan yang ada pada SBY, 5 – 10 tahun setelah dirinya, terlihat peluangnya diberikan  kepada Anas, dan setelah itu baru kepada Ibas atau abangnya,  yang berkarir di dunia militer. Ibas memiliki peluang untuk meneruskan kejayaan  Partai Demokrat dengan usianya nanti yang tidak terpaut jauh dengan Anas saat ini.

Tentu saja skenario itu jalan bila duet Anas – Ibas  berjalan mulus. Anas saat ini berperan menyerap kepemimpinan SBY. Dia terus ditempa, diberi peluang untuk menjadi tokoh yang layak menjadi penerus estafet kepemimpinan nasional di bawah bendera Partai Demokrat. Sementara Ibas menjadi pelapis untuk penerus berikutnya.

Peluang yang diberikan kepada Anas dan Ibas memang tidaklah ringan. Apalagi dengan struktur organisasi DPP PD yang demikian besar, dituntut adanya kecerdasan, kepiawaian dan kemampuan manajemen yang handal. Lebih dari itu, paling utama menyangkut integritas, loyalitas dan karakter kepemimpinan dari duet ini, terutama terhadap Anas.

Apakah Anas layak menjadi sosok pengganti SBY? Dilihat penerimaan publik ketika dia mampu memenangkan kursi Ketua Umum, mengalahkan Andi Malarangeng dan Marzuki Alie, peluang kandidat Presiden 2014 – 2019 memang sangatlah besar. Dibandingkan dengan sosok ketua umum parpol lainnya, seperti Partai Golkar, PDIP, PAN dan lainnya, sosok Anas memang sangat menjanjikan.

Bukan tidak mungkin, hal itulah kenapa banyak tokoh senior dan muda lainnya, seperti berbondong-bondong bersedia masuk gerbong Partai Demokrat. Sudah jelas, kesediaan itu bukan semata faktor SBY, justru malah lebih dominan faktor sosok Anas yang sangat menjanjikan.

Melihat mulusnya Kongres PD Mei lalu, jauh dari konflik, terkendalinya roda kepemimpinan PD, merupakan prasyarat sebagai partai besar untuk dapat bersaing dengan partai lain dalam pemilu mendatang. Dari berbagai munas atau kongres berbagai  partai yang ada belakangan ini, boleh dibilang, Partai Demokratlah yang berjalan lancar, demokratis, jauh dari hiruk pikuk konflik, meski persaingan tetap tinggi. Keberadaan SBY sebagai figur sentral memang membuat PD demikian solid sehingga mengundang banyak pujian.

PD kini dinilai sebagai satu-satunya partai yang paling siap menyongsong Pemilu 2014, terutama dilihat dari citra kepemimpinannya. Sosok yang dijual adalah duet Anas – Ibas yang merepresentasikan semangat masa depan, partai milik anak muda. Duet ini kian menarik karena didukung penuh oleh tokoh-tokoh senior yang selama ini cukup banyak pula diterima publik.

Dilihat dari konteks regenerasi, proses pendidikan politik, Anas-Ibas kian menjanjikan karena ditampilkan lewat proses yang dipersiapkan secara terencana dan matang. Keduanya tidak tampil secara dadakan tapi lewat proses yang cukup panjang. Anas diterima publik selama ini karena memang dikenal sebagai tokoh muda yang kental pengalaman berorganisasi.

Sementara Ibas memang jangan dilihat sekarang tapi dia merupakan sosok yang dipersiapkan setelah Anas dan tentu saja bakal dapat jauh lebih baik atau setidaknya  akan mampu memenuhi tuntutan zamannya. Ibas bukan saja telah dan akan mendapat tempaan langsung dari ayahandanya, melainkan dia juga diberi lahan pengalaman langsung ikut menjadi operator PD.

Artinya, Ibas pada 5 - 10 tahun ke depan, tidaklah sama dengan Ibas sekarang yang boleh saja banyak mengundang pro-kontra. Posisinya sebagai Sekjen saja, bila dilihat kiprahnya sudah menjadi Ketua Departemen DPP PD sebelumnya, bukanlah berarti sebagai dadakan. Suka tidak suka, Ibas memang beruntung, memiliki mentor politik yang tidak diragukan, seperti SBY dan lingkungan yang ada dalam DPP PD. Dia mendapat pendidikan politik yang membuatnya memiliki potensi besar dalam kiprah memimpin bangsa dan negara ini.

Tentu saja, apakah Anas – Ibas akan benar-benar sukses, dapat merealisasi skenario peluang yang diberikan, banyak ditentukan oleh kedua orang ini sendiri. Dalam hal ini, komentar SBY patut digarisbawahi, yaitu: “apakah Edhie Baskoro punya kemampuan, Edhie Baskoro-lah yang akan menunjukkan kepada Partai Demokrat, kepada publik, kepada semua apa yang akan dilakukan ke depan. Kita tidak bisa men-judge seseorang sebelum yang bersangkutan menjalankan tugasnya.”

“Banyak yang di antara kita, saya pun dulu waktu masih relatif muda juga diragukan. Apakah bisa menjadi Pangdam, waktu saya sebagai jenderal yang muda ditugasi menjadi Pangdam Sumatera bagian Selatan. Yang bisa menjawab ya saya sendiri bukan orang lain, bukan ayah saya, bukan saudara saya, bukan siapa-siapa. Oleh karena itu, ya kalau saya, saya sampaikan ke Edhie Baskoro itu tantangan, harus dijawab dengan cara kinerja,” kata SBY, seraya mengingatkan ketiga kandidat Ketua Umum PD (Anas, Andi Malarangeng, dan Marzuki Alie) memang sejak semula menawarkan Ibas sebagai Sekjen. Ucapan SBY di depan para wartawan itu tentu berlaku pula buat Anas dan siapun juga.

Kini mari kita nantikan saja kiprah duet Anas – Ibas memimpin Partai Demokrat dalam 5 tahun ke depan. Kita ucapkan selamat kepada keduanya, termasuk personalia lainnya. Semoga PD dapat memberi jawab terhadap tantangan kehidupan masa depan, memenuhi harapan mewujudkan cita-cita Indonesia merdeka yang adil, makmur, dan sejahtera.
 

Fabregas Tak Peduli Jerman Favorit

Gelandang tim nasional Spanyol, Cesc Fabregas, mengaku tak memedulikan status Jerman yang kini jadi favorit juara pada Piala Dunia 2010. Fabregas lebih memilih untuk tetap fokus jelang pertandingan semifinal, yang akan berlangsung di Stadion Moses Mabhida, Durban.
"Saya tak peduli bila Jerman adalah favorit. Jika mereka ingin jadi favorit, maka kami akan menerimanya," cetus Fabregas, cuek.
"Jerman adalah tim yang kuat. Saat ini, mereka bisa jadi tim paling kuat di turnamen ini. Sebagai suatu tim, mereka sangat kuat dalam melancarkan serangan balik dan mereka bertahan dengan baik pula," tambahnya. 
Kapten Arsenal itu juga menolak untuk memikirkan performa Jerman, yang begitu superior dalam dua pertandingan terakhirnya. Skuad "Der Panzer" sukses melibas Inggris 4-1 pada laga 16 besar dan menggilas Argentina 4-0 pada babak perempat final.
Sebaliknya, Spanyol justru cuma bisa menang tipis 1-0 pada dua pertandingan terakhir, masing-masing atas Portugal dan Paraguay. Namun, Fabregas yakin "La Furia Roja" akan siap meladeni perlawanan Jerman, Rabu (7/7/2010) mendatang.
"Kami sangat senang menghadapi semifinal. Ini adalah kali pertama sepanjang sejarah, kami bisa menembus semifinal Piala Dunia, jadi kami pasti akan berusaha sebaik mungkin. Kami bangga dengan pencapaian kami sejauh ini, tapi kami ingin meneruskan perjalanan kami," kata Fabregas.
"Kami cuma ingin bertanding, kami ingin jadi tim yang kuat, kami ingin mengalahkan mereka (Jerman), dan kami ingin mencapai final," tutup pemain berusia 23 tahun itu.

Uruguay Kalah? Tak Masalah!

Keberhasilan lolos ke semifinal Piala Dunia untuk pertama kalinya dalam 40 tahun terakhir, membuat pelatih Oscar Tabarez bangga. Baginya, tak masalah jika "La Celeste" harus tersingkir karena ini adalah prestasi bagus bagi sepak bola bangsanya.

Uruguay menjadi kejutan utama di Piala Dunia ini. Tak ada yang menyangka Diego Forlan dan kawan-kawan sanggup bertahan hingga babak empat besar. Hal ini karena prestasi sepak bola mereka yang hancur-hancuran dalam empat dekade terakhir. Dalam sepuluh Piala Dunia terakhir, Uruguay hanya sanggup lolos sebanyak lima kali. Maka tak heran, Uruguay dipandang sebelah mata di Afrika Selatan.

"Sampai sekarang, kami sangat bahagia dengan apa yang telah kami raih. Mungkin tidak dalam hal penampilan kami di lapangan, tapi dalam hal sejarah sepak bola kami," kata Tabarez jelang laga semifinal lawan Belanda.
"Sudah 40 tahun sejak kami mencapai semifinal terakhir. Keberhasilan ini akan memberikan efek untuk rakyat kami, terutama anak-anak dan para pemuda yang tak pernah merasakan ini sebelumnya. Hal ini juga terjadi ketika tak ada yang menyangka bahwa kami bisa melakukannya," tambahnya.
"Rasanya seperti kami berada di sebuah pesta, padahal kami tidak diundang. Tapi saya pikir kami mempunyai hak untuk tetap berada di pesta ini. Semuanya tergantung kami," sebut Tabarez.

Melawan Belanda, Rabu (7/6/2010), Tabarez percaya timnya tak memiliki tekanan sedikit pun untuk menang. "Jika kita berbicara tentang tanggung jawab, para pemain Belanda akan memikul tanggung jawab lebih besar dari kami. Sepak bola terkadang memberimu kesempatan untuk membuat mimpimu menjadi kenyataan, dan Piala Dunia selalu penuh dengan hasil kejutan. Jadi saya tak melihat alasan kenapa mimpi tim saya tak bisa menjadi kenyataan," lanjutnya. (AFP)

Din Syamsuddin raih suara terbanyak

Muktamar Muhammadiyah ke-46 yang berlangsung di Bantul, Yogyakarta, Selasa (6/7) dini hari, akhirnya memilih 13 anggota Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah untuk masa jabatan 2010-2015. Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengungguli para pesaingnya dengan meraih 1.915 suara.

Berturut-turut di posisi kedua dan ketiga adalah Muhammad Muqodas dengan 1.650 suara serta mantan Menteri Pendidikan Malik Fadjar yang meraih 1.562 suara. Dengan hasil ini, Din Syamsuddin dijagokan akan kembali menduduki jabatan ketua umum untuk kali kedua.

Tiga belas nama yang terpilih didominasi pengurus Muhammadiyah periode lalu. Sedangkan mantan Deputi Badan Inteligen Negara yang kini menjadi politisi Partai Gerindra Muchdi PR hanya menempati posisi 34 dengan 267 suara. Hasil ini otomatis membuat Muchdi PR tersingkir dari persaingan menjadi Ketua Umum PP Muhammadiyah.
Selanjutnya, 13 anggota terpilih akan menentukan calon ketua umum yang baru dalam sidang Rabu besok.

Suara Vuvuzela Terus Melengking

Pertandingan babak semifinal Belanda kontra Uruguay di Green Point Stadium baru dimulai besok malam waktu Afrika Selatan (Afsel) atau Rabu (7/7/10) dini hari WIB. Namun suasana ramai sudah sangat terasa.

Tidak hanya di dalam kota saja, di kawasan kota mandiri Century, sekitar 10 kilometer di luar kota Cape Town, gairah partai bersejarah bagi kedua tim sudah sangat berdenyut. Beberapa kelompok suporter sudah berkumpul di are Century Mall, sekadar minum kopi dan bercerita tentang pertandingan yang akan dilakukan tim kesayangan mereka.

"Saya yakin ini takdir bagi keindahan permainan Arjen (Robben), Wesley (Sneijder) dan (Robin) Van Persie. Kami akan menang mungkin dengan skor 2-0, dan kami siap terbang ke Johannesburg untuk menjemput trofi piala dunia," tegas Jim van Doughen, seorang suporter timnas Belanda.

Kalimat bernada tak kalah garang juga telontar dari barisan pendukung tim "biru langit", Uruguay. Mathias Arannburia, seorang suporter "La Celeste", mengungkapkan kalau dirinya yakin Diego Forlan dkk akan menyempurnakan sejarah dengan melangkah ke rumput Soccer City Stadium, akhir pekan ini.

"Mental kami sudah teruji, dan itu menjadi hal penting untuk menghadapi Belanda. Soal kualitas permainan, Anda bisa melihat sendiri," tandasnya.

Saking bergairahnya para suporter menyambut partai yang diprediksi bakal alot ini, suhu dingin yang mencapai satu derajad celcius, bukan masalah besar. Di tengah taman kota misalnya, masih banyak suporter yang saling berkompetisi meniup vuvuzela. Tak pelak, suasana tengah kota makin semarak.

Suara vuvuzela dari para suporter juga terdengar sampai jalan-jalan di pinggiran pusat kota. Di Mill Street, Kool Nef Road dan Union Street, vuvuzela masih belum juga tidur.

Senin, 05 Juli 2010

SBY : Sampai lebaran kuda, Sama saja

Sebut saja ini euforia Piala Dunia 2010.  Dan,euforia ini tak hanya menghinggapi penggila sepak bola, tetapi juga hingga ke tingkat kepala negara. Lihat saja Kanselir Jerman Angela Merkel yang terbang ke Afrika Selatan guna memberikan dukungannya langsung kepada "Tim Panser" ketika melawan Argentina, akhir pekan lalu.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun tampaknya juga terkena euforia Piala Dunia. Terbukti, ketika membuka rapat kabinet terbatas bidang politik, hukum, keamanan, kesejahteraan rakyat, dan ekonomi, Senin (5/7/2010) di Kantor Presiden, Jakarta, Presiden sempat berbicara panjang lebar soal Piala Dunia dan nasib persepakbolaan nasional.

Presiden meminta para pemangku kepentingan bersama-sama bertekad untuk memajukan pesepakbolaan nasional. Terlebih, belum lama ini, Kongres Sepakbola Nasional digelar di Malang. Presiden mengatakan, harus ada langkah konkret membenahi urusan sepak bola di Indonesia.

"Kalau tidak ada langkah konkret, sampai lebaran kuda, kita punya sepak bola begini terus," keluh Presiden.

Presiden juga telah berbicara kepada PSSI, KONI, serta Menteri Pemuda dan Olahraga untuk membenahi urusan sepak bola nasional. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi berprestasi di bidang sepak bola tingkat internasional. Pasalnya, lanjut Presiden, Indonesia telah memiliki modal yang cukup untuk berprestasi di dunia sepak bola tingkat internasional.

"Kecintaan masyarakat terhadap sepak bola tinggi. Bangsa kita punya talent. Kita juga punya riwayat juara. Sudah banyak. Maka mari kita tata sedikit lagi," ungkap Presiden.

2011, Pertumbuhan Ekonomi Tumbuh 6,3%


Pemerintah menargetkan tercapainya akselerasi pertumbuhan ekonomi dari lima persen pada tahun ini menjadi 6 - 6,3 persen pada 2011.

Sedangkan investasi ditargetkan naik 10 persen. "Pada 2011 pemerintah menargetkan sebagai tahun akselerasi, pertumbuhan ekonomi ditargetkan antara 6-6,3 persen. Tetapi ini belum kesimpulan akhir karena masih akan di bahas lagi," kata Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida S Alisjahbana, saat bertandang ke redaksi Seputar Indonesia (Sindo), usai Rapat Koordinasi Menteri Perekonomian yang membahas soal Rencana Kerja Anggaran Pemerintah (RKAP) tahun 2011, Jakarta, Senin (5/7/2010).

Dia melanjutkan, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 6-6,3 persen pada 2011, pemerintah juga menargetkan peningkatan pada beberapa sektor. Di antaranya, peningkatan investasi ditargetkan mencapai10 persen di atas investasi 2010. Pengeluaran pemerintah meningkat 10 persen dibanding 2010, walaupun masih lebih besar dari 2008 yang mencapai 15 persen dengan didukung insentif fiskal.

Besaran konsumsi masyarakat serta pencapaian ekspor juga akan ditingkatkan.Pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2011 yang dilakukan kali ini memang masih permulaan.

Rencananya awal Mei sudah ada Perpres soal RKAP tahun 2011 yang berisikan program prirotas 2011, dan tentunya akan diambil dari RPJM tahun 2010. "Intinya Bappenas akan berupaya agar target RPJM tahun 2011 bisa tercapai, makanya dalam waktu dekat akan ada rapat trilateral yang diadakan Bappenas, Kementerian Keuangan, dan lembaga/kementerian terkait," katanya.

Bappenas mengharapkan pada minggu ketiga Mei mendatang, RPJM 2011 akan disetujui. Untuk selanjutnya akan dibahas bersama DPR.


Susno Gugat Perpanjangan Penahanan 40 Hari

         Komisaris Jenderal Susno Duadji kembali melayangkan gugatan praperadilan kedua kepada Markas Besar Polri. Susno menolak menerima perpanjangan penahanan 40 hari.
"Ini tentang sah atau tidaknya penahanan atau perpanjangan penahanan yang 40 hari," kata pengacara Susno, Henry Yosodiningrat, sebelum sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin 5 Juli 2010.
Menurut Henry, pada penahanan pertama, Polri beralasan ada kekhawatiran Susno akan kabur. Tapi, dalam gugatan kedua ini, Polri tidak memberikan alasan penahanan Susno.
"Sebelumnya ada keadaan yang menimbulkan kekhawatiran saksi (Susno) lari. Kalau sekarang tidak ada, karena ada LPSK (Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban). Karena LPSK itu lembaga yang dibentuk berdasarkan Undang-undang," ujarnya.
Tapi kalau Polri tidak percaya LPSK, kata Henry, tim pengacara Susno tidak bisa berkata banyak. Henry tetap berkeyakinan, perpanjangan penahanan kliennya ini tidak sah.

            "Setelah masa penahanan 20 hari diperpanjang, berdasarkan surat perintah untuk perpanjangan penahanan untuk jangka waktu 40 hari. Dari inilah yang kami anggap tidak sah perpanjangan penahanan," kata dia. Ini merupakan gugatan praperadilan kedua kubu Susno. Pada gugatan pertama, Susno mempertanyakan alasan penahanan dan penangkapan. Gugatan pertama itu ditolak.
Apakah yakin dengan gugatan kedua ini? "Insya Allah. Tergantung hakim bagaimana melihatnya. Tidak kapok," tegas dia. (adi)

PSM Siap Buru Pemain


       PSM Makassar segera berburu pemain. Tidak kurang sembilan pemain, baik lokal maupun asing, sudah diincar tim Juku Eja.

Striker veteran Kurniawan Dwi Julianto menjadi salah satu bidikan PSM. Meski performanya makin menurun dan tak memberi kontribusi penting bagi Persela Lamongan musim lalu, namun Kurniawan masih menjadi incaran klub terbaik. Terbukti, PSM tertarik untuk merekrutnya.

PSM juga tengah membidik playmaker asal Cili Javier Roca yang musim lalu bermain di klub Divisi Utama Persidafon Dafonsoro. Roca merupakan gelandang yang memiliki naluri tinggi dalam mencetak gol. Selain Roca, PSM juga mengincar pemain asal Iran, Muh. Yunus Mahmud.

Meski belum ada kepastian dari sejumlah pemain yang diburu, namun PSM optimistis bakal
mendapatkannya. Pasalnya, para pemain yang direkrut akan menjadi kerangka yang diajukan kepada calon pelatih baru.

Untuk posisi pelatih belum dipastikan siapa yang akan mengarsiteki PSM menghadapi kompetisi Superliga Indonesia musim 2010/11. Beberapa nama memang sudah beredar setelah PSM gagal mendapatkan Ivan Kolev.

Mantan pelatih PSM asal Rep. Ceko Miroslav Janu kemungkinan akan kembali ke Makassar. Selanjutnya, pelatih Arema Indonesia Robert Rene Alberts (Belanda) dan Radoy Hristov Minkovski (Bulgaria) juga masuk nominasi.